Selasa, 23 Mei 2017

Di Bawah Ekspektasi, Laba Kuartal I Indosat Turun 19,9 Persen



PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan laba bersih sebesar Rp173,9 miliar pada kuartal I 2017. Angka itu menurun sekitar 19,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp217,2 miliar.

Direktur Utama Indosat Alexander Rusli menjelaskan, meski laba bersih turun tetapi pendapatan konsolidasian perusahaan meningkat tujuh persen menjadi Rp7,28 triliun dari sebelumnya Rp6,81 triliun.

Bila dirinci, pendapatan dari bisnis seluler naik 6,6 persen dari Rp5,67 triliun menjadi Rp6 triliun. Sementara, pendapatan dari non seluler meningkat hingga sembilan persen menjadi Rp1,23 triliun dari sebelumnya Rp1,13 triliun.

"Perusahaan juga mencatat pertumbuhan jumlah pengguna data yang mendorong pertumbuhan traffic data sebesar 227,6 persen dan pertumbuhan pendapatan data 40,5 persen dibandingkan kuartal I 2016," papar Alexander dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (23/5).

Ia menyatakan, peningkatan pendapatan selular didorong oleh naiknya pendapatan data dan VAS yang diimbangi dengan turunnya dari pendapatan telepon, SMS, dan interkoneksi.

Adapun, pendapatan MIDI naik 9,9 persen dan pendapatan telekomunikasi tetap meningkat 5,7 persen. Bila dilihat dari kontribusi pendapatannya, pendapatan selular menyumbang sebesar 83 persen, MIDI 14 persen, dan telekomunikasi tetap hanya tiga persen.

Selain itu, jumlah pelanggan seluler juga tercatat naik sebesar 25,8 juta pelanggan menjadi 95,6 juta pelanggan pada akhir Maret kemarin.

"Ini merupakan hasil dari penawaran paket-paket yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup pelanggan," terang Alexander.

Sayang, hal itu tidak berhasil mengangkat laba bersih perusahaan karena jumlah beban yang ditanggung perusahaan ikut meningkat. Tercatat, beban perusahaan naik 8,3 persen sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

Hingga akhir Maret, perusahaan menanggung beban hingga Rp6,45 triliun, naik dari sebelumnya Rp5,96 triliun. Kemudian, beban lain-lain bersih naik 9,5 persen dari Rp477,3 miliar menjadi Rp522,6 miliar.

Namun demikian, perusahaan telah mengurangi utang sebesar 54,7 persen menjadi US$158,9 juta dari sebelumnya US$351 juta.

Tak hanya itu, perusahaan yang sekarang dikenal dengan nama Indosat Ooredoo ini juga menambah 5.849 BTS sepanjang kuartal pertama tahun ini. Dari total BTS itu, 58 persen diantaranya merupakan BTS 3G dan 4G yang diharapkan dapat menunjang naiknya penggunaan data.

Di Bawah Ekspektasi

Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat mengatakan hasil pendapatan Indosat dan laba pada kuartal I 2017 di bawah perkiraan konsensus. Meski membukukan 37 persen basis pelanggan lebih besar dibandingkan tahun lalu.

Indosat hanya melaporkan 7 persen pertumbuhan pendapatan secara tahunan, perhatian utama pada penurunan pendapatan Voice dan SMS. 

Sementara margin laba sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA) menurun menjadi 93 bps secara tahunan dan 184 bps secara kuartalan, yang berasal dari percepatan rental, perbaikan, dan biaya interconnection

"Laba bersih menurun 20 persen secara tahunan dan 33,1 persen secara kuartalan disebabkan besarnya biaya operasional pada kuartal I 2017," jelasnya.

Kresna menambahkan, promosi besar-besaran akan menolong Indosat unruk mendapatkan pelanggan dari masyarakat dan pertumbuhan pendapatan mobile data yang tetap. 

"Tetapi, strategi harga naik dengan adanya risiko jaringan dan pendapatan kanibalisasi internal, sudah terlihat pada kuartal I 2017 untuk tren pertumbuhan pendapatan Voice dan SMS," katanya. (sumber: CNN Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar