Sabtu, 11 Maret 2017

Twitter Uji Sistim Anti Kekerasan Baru


Usaha Twitter dalam menjadikan jejaring sosialnya sebagai platform aman dan nyaman untuk pengguna masih berlanjut. Upaya terbaru dihadirkannya melalui sistem akun sensitif, memungkinkan pengguna menandai konten mengandung bahasa atau gambar sensitif.

Penandaan ini akan menganalisa halaman profil secara keseluruhan, mengharuskan pengguna untuk melakukan klik atau tap permintaan persetujuan untuk menampilkan profil. Sistem ini dilaporkan The Verge, bertujuan membatasi sejumlah akun pengguna di balik peringatan tersebut.

Pembatasan tersebut akan dimanfaatkan sebagai cara untuk memediasi perilaku pengguna atau sebagi cara untuk menghalangi akun tersebut terekspos pada pengguna Twitter lainnya. Perwakilan Twitter mengonfirmasikan upaya ini sebagai bagian dari pengujian untuk menjadikan jejaring sosialnya tersebut lebih aman.

Namun, layaknya alat pengukuran anti kekerasan yang dimiliki Twitter, sistem ini juga dinilai kurang transparan dan cukup membingungkan terkait akun yang dianggap sensitif. Sejumlah pemilik akun yang kicauannya ditandai Twitter sebagai konten sensitif dilaporkan tidak menyadari profil mereka mendapatkan peringatan ini hingga Twitter menampilkan.

Sistem ini juga mengindikasikan upaya lebih luas Twitter terkait pendekatannya secara lebih sederhana terhadap kekerasan. Twitter lebih memilih untuk menyembunyikan perilaku menyinggung dan mengandung kekerasan dari penggunanya.

Opsi penyembunyian penyimpangan perilaku dibandingkan melaporkan mereka kepada kepolisian dengan melakukan pemblokiran tersebut, dipilih sebagai upaya Twitter untuk tidak membahayakan posisinya sebagai salah satu pelindung hak kebebasan menyuarakan pendapat.

Sebelumnya Twitter juga telah meluncurkan alat pengukuran kekerasan verbal  yang ditanamkan pada platformnya, juga update denga bekal alat pendukung yang diklaimnya menghadirkan kemampuan lebih baik. (sumber: metrotvnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar