Rabu, 01 Maret 2017
Jokowi Tebal Kuping Bangun MRT, LRT dan Kereta Cepat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) agaknya harus tebal telinga untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Buktinya, ia mengklaim, karena sifatnya tersebut, proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), termasuk kereta cepat bisa dimulai.
Di hadapan 14.000 pengusaha Indonesia, Jokowi menceritakan kenangannya ketika mengambil keputusan membangun MRT saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Proyek yang dicanangkan sejak 1986 silam, namun justru baru dimulai pada 2013 lalu.
Menurut Jokowi, ia dihantui dengan cerita-cerita kerugian-kerugian yang akan ditelan apabila merealisasikan pembangunan MRT. Namun, paparan sejumlah orang itu diabaikannya.
Proyek MRT dan semua proyek di Indonesia tidak akan dimulai jika pandangan hanya terpaku pada kerugian yang akan diterima. Hitung-hitungannya, bahkan Jakarta akan semakin merugi hingga Rp28 triliun jika kemacetan ibukota tidak segera diatasi.
Ketebalan kuping, lanjut Jokowi, juga diterapkan saat dirinya memutuskan membangun kereta cepat berjalur 148 kilometer. Ia bingung kehebohan terjadi karena keputusan itu. Padahal, China setiap tahunnya membangun 2000 km jalur kereta cepat.
"Kapan kita akan maju? Tetapi, saya kupingnya tebal. Kalau kuping tipis enggak akan mulai MRT, LRT, dan kereta cepat. Setiap keputusan pasti ada risikonya, pemimpin harus berani ambil risikonya. Kalau enggak ya maju mundur," tutur Jokowi di JI Expo, Selasa (28/2).
Berkat ketebalan telinga Jokowi itu, MRT bisa mulai dinikmati masyarakat Maret 2019 mendatang. Bahkan, LRT benar-benar dipersiapkan agar bisa digunakan sebelum Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
"Orang Indonesia kalau sudah nonton satu kota jadi, yang lain copy. Bandung minta, Surabaya minta. Tetapi, kalau enggak kita putuskan, enggak eksekusi, enggak kita mulai," ucap mantan Wali Kota Solo ini. (sumber: CNN Indonesia).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar