Ada beberapa wilayah yang cocok sebagai tempat pembangunan rumah apung. Termasuk di Provinsi DKI Jakarta diklaim menjadi salah tempat tepat guna membangun rumah apung tersebut.
Namun, pembangunan rumah apung di Jakarta bisa dilakukan dengan berbagai macam syarat. Salah halnya adalah tidak dibangun di sungai seperti misalnya di Kalimantan atau Sumatera.
"Di Jakarta, untuk mengantisipasi kenaikan muka air laut, rumah apung bisa dibangun di pantai, khususnya untuk nelayan yang terdampak naiknya muka air laut tersebut," kata Arsitek sekaligus Dosen Jurusan Arsitektur Universitas Palangkaraya Wijanarka Arka, kepadaKompasProperti, Kamis (2/3/2017).
Pada dasarnya, rumah apung zaman dulu dibangun di sungai-sungai dengan kelebaran cukup besar. Tak heran jika rumah apung lebih banyak ada di Kalimantan dan Sumatera.
Sedangkan di Jakarta, sungai-sungainya disebut Arka tidak cukup lebar dan dalam untuk bisa menjadi lokasi pembangunan rumah apung.
Namun, dia menyarankan, jika Jakarta menginginkan adanya rumah apung bisa dicoba Arsitektur Terapung Sementara dengan jangka waktu tiga bulan saja.
"Sebagai bangunan publik dengan lebar empat sampai enam meter yang bisa diapungkan di kanal sebelah ruang publik Kalijodo. Namun, tetap harus dilihat dulu kedalaman airnya berapa, baik saat normal maupun surut maksimal," jelas Arka.
Selain itu, Arka menambahkan, ke depannya dengan semakin tingginya kenaikan muka air laut tidak menutup kemungkinan rumah apung di Jakarta dan kota-kota lainnya akan menjadi tren kembali dan dibuat secara massal dengan sistem prefabrikasi seperti di Belanda. (sumber: Kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar