Semakin panasnya situasi di Semenanjung Korea terutama setelah Korea Utara dan Amerika Serikat saling ancam membuat warga Jepang tak mau ambil risiko.
Beberapa waktu belakangan penjualan bunker dan pemurni air yang dirancang untuk mencegah radiasi dan pencemaran racun meningkat pesat.
Peningkatan ini bahkan membuat perusahaan pemasok kewalahan memenuhi permintaan warga.
"Setahun lalu, kami mungkin hanya mendapatkan lima permintaan alat pemurni air sehari. Kini permintaan itu melonjak hingga 30 sehari," kata Shota Hayashi, juru bicara perusahaan Oribe Seiki Seisakusho yang berbasis di kota Kobe.
"Sebagian pesanan adalah dari warga biasa yang ingin memasang filter pemurni air di kediaman mereka dan bukan untuk keperluan bisnis," tambah Hayashi.
"Banyak orang yang sangat ketakutan dengan perkembangan yang terjadi saat ini," tambah dia.
Selain itu terjadi juga peningkatan permintaan pembuatan bunker anti-nuklir yang biasanya dibangun di bawah sebuah rumah.
Hayashi menambahkan, para pemesan nampaknya tak mempermasalahkan harga 25 juta yen atau sekitar Rp 3 miliar yang dipatok perusahaannya.
"Mereka malah mengeluh akibat panjangnya antrean," tambah Hayashi.
Kekhawatiran warga Jepang akan pecahnya perang di Korea semakin meningkat beberapa bulan terakhir.
Namun, kekhawatiran warga bertambah setelah PM Shinzo Abe awal bulan ini mengatakan, Korea Utara mengembangkan teknologi yang memungkinkan misil mereka membawa hulu ledak berisi gas sarin.
Pemerintah Jepang juga telah memperbarui situs perlindungan warga yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan jika serangan misil terjadi.
Warga diharap berlindung di bangunan yang kukuh atau di ruang-ruang bawah tanah. Jika masih berada di ruang terbuka maka warga diminta tiarap atau bersembungi di belakang bangunan.
Warga yang diam di dalam rumah juga diimbau menjauhi jendela agar tak terkena serpihan kaca.
Pemerintah juga memerintahkan para pengelola sekolah Jepang di Korea Selatan untuk memantau perkembangan dan bersiap untuk dievakuasi setiap saat. (sumber: kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar