Anda yang menggemari street food malam hari, pastinya familiar dengan spanduk kain soto lamongan, pecel lele, atau seafood. Spanduk ini serempak menggunakan kain, dan dilukis secara manual.
Di tengah dunia percetakan yang sudah modern, membuat spanduk ala soto lamongan tidak lahsulit. Namun para pengusaha soto yang sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia ini lebih memilih menggunakan kain yang dilukis secara manual.
Ternyata hal tersebut bukan tanpa alasan, bukan pula hanya melestarikan tradisi terdahulunya. Namun ada fungsi hingga kualitas yang dijaga, dan tidak didapat dari spanduk hasil print digital.
"Ciri khas lukisan di spanduk ini asalnya memang dari Lamongan, dulu jauh sebelum soto lamongan terkenal kayak sekarang," ujar Hartono, seorang pengerajin spanduk lukis soto lamongan di Bekasi kepadaKompasTravel, Kamis (1/6/2017).
Hartono mengatakan spanduk kain buatannya tetap digemari di tengah mudahnya membuat spanduk print ialah karena mayoritas pedagangnya berjualan saat malam.
Menurutnya spanduk plastik di malam hari akan memantulkan cahaya dari kendaraan dan lampu penerangan jalan. Sehingga tulisan yang tertera di spanduk akan samar.
"Kalau kain itu sifatnya lebih menyerap cahaya, jadi begitu tersorot lampu kendaraan masih kelihatan. Bahkan kalau lampu di dalam tenda makanannya itu terang, tulisan dengan warna stabilonya akan keluar. Di situlah aura soto lamongan, pecel lele maupun seafood terlihat menarik," ujarnya.
Selain itu, tinta yang digunakan pada spanduk print menurutnya kurang awet untuk pemakaian tahunan. Ia sendiri dalam memproduksi spanduk lukis menggunakan racikan tinta sendiri, dari pigmen warna, perekat, dan extender-nya. Racikan tersebut diklaim bisa tahan dua hingga lima tahun jika dirawat dengan baik.
Aktivitas buka tutup warung tenda pun sangat riskan jika menggunakan spanduk print berbahan flexi yang sulit untuk dilipat-lipat. Sedangkan kain, menurut Hartono, lebih fleksibel.
Arief, salah satu pengguna spanduk kain soto lamongan di Bogor, membenarkan bahwa spanduk kain akan lebih kuat dan awet. Tantangannya ialah menjaga kebersihan spanduknya.
"Musuhnya spanduk kain itu bukan hujan bukan panas, karena kuat. Tapi musuhnya jamur, di mana kalau abis kehujanan langsung dilipat kemudian pulang, akan keluar jamur bintik hitam, jadi harusnya dijemur dulu," ujarnya pria asli Lamongan yang sudah berjualan soto mulai 1999, Kamis (1/6/2017). (sumber: kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar