Kamis, 08 Juni 2017

Ditemukan Fosil Burung 99 Juta Tahun yang Sezaman dengan Dinosaurus

Burung 99 Juta Tahun Ini Hidup Sezaman dengan Dinosaurus

Penelitian untuk mengungkap kehidupan hewan purba kembali mendapatkan petunjuk. Sekelompok peneliti baru saja menemukan fosil burung purba berusia 99 juta tahun di dalam batu ambar di Myanmar.

Dengan umur 99 juta tahun, burung ini hidup sezaman dengan para dinosaurus yang meraja di muka bumi kala itu.

Burung purba yang terjebak di dalam batu ini tergolong nyaris utuh. Sebab, hanya sebagian kaki dan sayap saja yang nampak jelas di dalam batu transparan itu. Tak hanya tulang sayap, tapi jejak bulu dari burung ini pun masih ketara. 

Para peneliti memperkirakan burung ini sebagai bayi Enantiornithine. Dari bentuknya diperkirakan burung itu baru menetas dari telurnya selama beberapa hari.

"Melihat sebuah binatang tersimpan dalam batu ambar sangat menarik. Dalam kasus ini kami punya utuh bagian kanan tubuhnya," ucap Ryan McKellar yang menulis hasil temuan ini seperti yang dilansir dari Gizmodo, Kamis (8/6).

Pengamatan McKellar dan rekan penelitinya menemukan fosil burung itu berada di tahap menumbuhkan bulu ekornya. Mereka memakai rekonstruksi 3D dengan menggunakan mikroskop, pemindai CT mikro, dan sinar-X khusus, untuk memastikan kondisi fosil tersebut.

"Temuan ini cantik karena ia mengawetkan tahap pertumbuhan (burung purba) yang sangat awal," imbuh McKellar.

Enantiornithine merupakan kerabat dekat burung modern. Burung purba ini punya ciri bergigi, cakar di bagian sayap, dan tak memiliki paruh seperti burung pada umumnya. Secara struktur tulang pun burung ini punya bentuk berbeda di bagian pergelangan kaki.
Kendati demikian, para peneliti terancam tak bisa melakukan analisis lebih jauh terhadap enantiornithine tersebut. 

Pasalnya fosil itu sudah menjelma menjadi karbon sehingga DNA yang diharapkan menjadi objek penelitian paling andal untuk mengetahui jejak kehidupannya pun kemungkinan besar tak tersisa sedikit pun.

Peneliti menemukan fosil Enantiornithine di sebelah utara Myanmar. Daerah tersebut memang dikenal sebagai daerah yang kaya batu ambar. Tak jarang di dalam batu tersebut ditemukan serangga atau tumbuhan yang terjebak. (sumber: CNN Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar