Selasa, 11 Juli 2017

Oculus Ingin Konten dan Teknologi VR-nya Eksklusif



Industri virtual reality memang masih sangat muda dan masih berkembang. Untuk itulah diperlukan inovasi dan dukungan dari para pemain di industri tersebut terhadap konten serta pengembangan perangkatnya, agar konsumen menjadi tertarik dengan teknologi tersebut.

Namun di sisi lain, Oculus justru lebih suka jika konten dan teknologi perangkatnya menjadi sesuatu yang eksklusif dan tidak terbuka kepada publik.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Jason Rubin yang merupakan VP Oculus. Menurut Rubin, eksklusivitas pada konten dan teknologi perangkat merupakan cara tepat untuk mengembangkan pasar VR.

"Tujuan kami sejak awalm masih tetap sama, yaitu menginvestasikan dana dengan jumlah yang tepat untuk membuat sebuah ekosistem VR yang kuat. Kami memang akan tetap bermain secara eksklusif dan kami rasa hal tersebut merupakan cara yang tepat," ujar Rubin saat diwawancarai PC GAMER.

Cara tersebut memang berseberangan dengan Valve yang menginginkan teknologi dan konten VR dengan sifat yang lebih terbuka.

Dalam sebuah pernyataan resminya, pendiri sekaligus CEO Valve, Gabe Newell, mengatakan eksklusivitas merupakan "ide buruk" bagi VR. Saat ini Valve bahkan mendanai berbagai pengembangan game VR dimana studio pengembangnya tidak harus mempublikasi game tersebut di Steam.

Menurut pengamat industri VR, Valve bisa dikatakan sebagai perusahaan yang berani mengambil risiko. Mereka berani mengeluarkan dana meski berisiko untuk membuat pasarnya jatuh. Sementara Oculus lebih memilih untuk mendukung ide yang sudah jelas akan membuat pasarnya berkembang.

Ironisnya, Palmer Luckey, pendiri Oculus yang kini sudah keluar, baru-baru ini mendukung pengembangan Revive, yaitu sebuah software yang memungkinkan game Oculus Rift bisa dimainkan di HTC Vive. (sumber: metrotvnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar