Kemungkinan besar Anda belum pernah melihat makhluk yang berada dalam foto di atas. Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena banyak ilmuwan juga belum pernah melihatnya.
Makhluk yang belakangan diketahui bernama pyrosome ini memiliki tubuh bening yang tampak seperti jeli, tetapi tekstur mereka cukup padat seperti timun dan ditutupi oleh bintik-bintik kecil. Ketika dipegang, makhluk ini akan mengeluarkan nanah kental.
Lalu, meski pun kebanyakan dari mereka hanya berukuran beberapa sentimeter, beberapa bisa tumbuh hingga mencapai 60 sentimeter.
Namun, yang paling menarik dari pyrosome adalah kemampuan untuk bersinar dalam kegelapan sehingga organisme ini pun diberi nama yang berasal dari bahasa yunani “pyrosoma” yang berarti tubuh api.
Sebagai hewan yang sangat langka, pyrosome seharusnya hanya dapat ditemukan di Pantai Gading, Laut Mediterania, atau beberapa perairan Australia dan Florida, Amerika Serikat. Namun, makhluk ini tiba-tiba muncul di pesisir barat AS pada tahun 2012, ujar National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Sejak saat itu, pyrosome perlahan-lahan berkembang biak dan jumlahnya meledak menjadi jutaan selama beberapa bulan terakhir hingga memenuhi perairan dari Oregon hingga teluk Alaska. Satu jaring penelitian bahkan berhasil menangkap 60.000 buah dalam lima menit dan para nelayan salmon di daerah Sitka, Alaska, terpaksa berhenti memancing karena air laut menjadi terlalu kental akibat pyrosome.
“Mereka tiba di sini dan tumbuh dengan luar biasa. Namun, ini sesuatu yang aneh: Mengapa di sini? Mengapa sekarang?” kata Jennifer Fisher, asisten peneliti di Hatfield Marine Science Center di Oregon State University.
Menjawab pertanyaan tersebut, NOAA pun angkat bicara. Mereka percaya bahwa fenomena ini ada hubungannya dengan temperatur air laut yang meningkat.
Walaupun demikian, mereka masih bingung bagaimana pyrosome yang seharusnya hidup di wilayah tropis bisa mencapai Alaska. “ Alaska jelas-jelas berada di luar kisaran mereka,” kata Ric Brodeur peneliti biologi di NOAA.
Para peneliti juga belum mengetahui sampai kapan fenomena ini akan terus berlanjut. Namun, mereka menduga bahwa bila populasi pyrosome bisa meningkat dengan cepat karena kondisi yang sesuai, maka hal sebaliknya pun bisa terjadi bila kondisi tidak mendukung. "Kita hanya tidak tahu implikasi jangka panjangnya," tambah peneliti NOAA Keith Sakuma. (kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar