Sabtu, 23 September 2017
Berkat Streaming, Untung Industri Musik AS Kian Melambung
Keberadaan layanan musik streaming mendongkrak pemasukan industri musik Amerika Serikat hingga 17 persen pada semester pertama 2017 ini.
Berdasarkan laporan Engadget, total yang diperoleh pada semester pertama ini adalah US$4 miliar, atau Rp53,2 triliun, dengan 62 persen di antaranya berasal dari layanan streaming.
Bila tren itu terus berlanjut, industri musik AS bisa melampui jumlah perolehan tahun lalu yaitu senilai US$7,7 miliar (Rp 102 triliun), atau yang terbaik sejak 2009. Data ini berdasarkan statistik terbaru dari Recording Industry Association of America (RIAA).
Terlepas dari masih banyak yang keberatan dengan keberadaannya, layanan streaming sendiri telah menghasilkan US$2,5 miliar (Rp 33,2 triliun). Penghasilan itu didapat berkat 30 juta pelanggan berbayar di AS, atau meningkat 213 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, penjualan fisik terbilang stagnan. Berdasarkan laporan, penjualannya hanya menurun satu persen dan itu berkat penjualan vinil yang belakangan naik tiga persen.
Di samping itu, RIAA turut menilai bahwa keberadaan iklan merugikan para musisi, terutama untuk layanan streaming seperti Spotify dan YouTube. Tapi di sisi lain, Youtube, Spotify dan layanan lainnya masih harus menanggung kerugian berkat pendapatan iklan yang masih berputar.
Menanggapi hal itu, YouTube menyatakan bahwa sesungguhnya mereka telah membayar royalti lebih tinggi dibandingkan Spotify dan layanan streaming lainnya.
Dari keseluruhan perolehan yang didapat, laporan terakhir dari Goldman Sachs memperkirakan bahwa industri musik akan terus meningkat hingga US$41 miliar (Rp 545 triliun) pada 2030. (sumber: CNN Indonesia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar