Sabtu, 26 Agustus 2017

Amerika Kembangkan Ragi Untuk Keperluan Makan di Luar Angkasa




Masih ingat film The Martian (2015) yang dibintangi oleh Matt Damon? Bila anda pernah menontonnya, karakter Mark Watney yang diperankan oleh Damon bertahan hidup di Mars dengan menumbuhkan kentang yang disuburkan oleh kotorannya.
Film itu memang hanya fiksi, tetapi Anda tak perlu keburu putus asa. Dalam dunia nyata, kini hal itu dapat diwujudkan. Bahkan, para astronot bisa memakan kotoran mereka sendiri.
Penelitian tersebut tentu menjadi berkah bagi para astronot. Sebab, untuk menjelajahi luar angkasa, tidak ada cukup banyak ruang di wahana antariksa untuk memuat beragam sumber makanan.
Mengunakan dana hibah yang diberikan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada tahun 2015 sebesar 200.000 dolar AS atau sekitar Rp 2,7 miliar; para peneliti dari Clemson University mengembangkan ragi Yarrowia lipolytica yang dapat mendaur ulang kotoran manusia menjadi plastik dan nutrisi.
Dipresentasikan dalam Pertemuan dan Eksposisi Nasional American Chemical Society, ragi Y lipolytica mengubah karbon dioksida yang dikeluarkan dari nafas manusia dan nitrogen dari urin.
“Jika astronot akan melakukan perjalanan yang berdurasi beberapa tahun, kita harus menemukan cara untuk menggunakan kembali dan mendaur ulang semua yang mereka bawa," kata salah satu peneliti, Mark A Blenner, seperti yang dikutip dari Science Alert 24 Agustus 2017.
Salah satu strain Y lipolytica yang berhasil dikembangkan dapat menghasilkan omega-3. Zat tersebut berguna untuk kesehatan jantung, mata, dan otak. Jika dibawa dari Bumi, omega-3 hanya mampu bertahan selama satu tahun.
Lalu, ada juga strain yang menghasilkan polimer polister, sejenis plastik yang bisa ditemukan dalam campuran baju dan dapat digunakan sebagai bahan cetakan printer 3D. Dengan begitu, astronot dapat secara mandiri memperbaiki alat-alat mereka saat menjelajahi tata surya.
Sayangnya, untuk mengubah karbon dengan benar, Y lipolytica masih membutuhkan bahan tambahan. Selain itu, polimer juga cukup sulit dipanen dari ragi ini.
Walaupun demikian, penelitian ini menunjukkan prospek yang menjanjikan dan dibutuhkan untuk menambahkan teknologi daur ulang antariksa yang sudah ada saat ini, yakni mendaur ulang air seni dan keringat untuk diminum.
"Memiliki sebuah sistem biologis yang dapat dibangunkan oleh astronot untuk memproduksi apa yang mereka inginkan, kapan saja mereka membutuhkannya, menjadi motivasi proyek kami” kata Blenner. (sumber: kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar